BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Sunday 11 December 2011

catatan kecil ditengah kesunyian malam

"Itu anaknya dateng" "ah biarin aja" "kapan lo berani nembak" "ga semudah itu, gue ga bisa masuk ke dunia dia, terlalu susah" percakapan gue dan temen gue kembali terngiang di kepala gue. Pikiran gue kembali melayang ke smp dulu gue sklh di bogor, masih terasa kuat di memori ini bagaimana suasana sklh dimana gelak tawa menghiasi hari2 gue dan temen2. Dan ingatan ini jelas tak bisa melupakan dia. Ya, dia, seseorang yang dulu gue aja ga nyangka bisa membuat gue jatuh hati. Ya semua terasa begitu cepat, cinta memang ga pernah permisi. Tiba2 datang dan mengetuk hati gue, dan tiba tiba menyergap. "ga semudah itu, gue ga bisa masuk ke dunia dia, terlalu susah" kata kata itu tiba2 seakan janggal ketika gue bisa mendapatkan hatinya. 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan dan seterusnya belalu. Ah terasa betapa indahnya hari2 gue, betapa manisnya senyum yang meluluhkan hati ini. Cinta memang menyenangkan tapi cinta juga cenderung menyakitkan. Itu yang waktu itu gue hindari. Hari berlalu, gue masih juga malu untuk deketin dia dan ngajak ngobrol, layaknya orang pacaran. Mental gue mental tempe ketika berhadapan dgn org yang gue suka. Betapa panas hati ini melihat dia dengan asyiknya bercanda dengan teman2 cowoknya, dan gue hanya bisa terdiam, membisu. Walaupun gitu, gue setiap saat bbman sama dia. Ketika hp gue geter, rasanya seperti tetesan air yang membasahi gersangnya hati ini. Balesan dia, itu yang selalu gue nanti. Semua berubah ketika gue pindah meneruskan smp ke Jogja. Jogja, kota yang indah dengan keindahan mengagumkan, suasana yang begitu menyenangkan. Gue bangga bisa bersekolah di sini, tanah yang kaya akan budaya dan sejarah perjuangan. Berat bagi gue meninggalkan dia. Terasa segar ingatan ini saat hari terakhir gue bersekolah, saat itu kelas 8 sedang mengadakan class meeting dan kelas 7 mengadakan acara lain (ya, dia yang menjadi pacar gue adek kelas gue) hari perpisahan yang indah, dimana gue bisa membawa kelas untuk juara 2 futsal. Ya, gue yang memakai kaos hitam dan celana olh raga dilipat selutut + sepatu adidas putih mencetak beberapa goal yang menghantarkan kelas jadi juara 2. Selesai pertandingan gue menyerahkan hadiah uang ke temen gue dan blg "nih uang bagi2, gue ga usah" ya, saat itu gue blm blg mau pindah. Teringat jelas saat gue mau ke parkiran dia sedang berbicara dengan teman2nya, gue hanya bisa terdiam dan berlari. Di airport, gue bilang yang sebenarnya kepada diadi bbm. Dan gue berjanji akan menelfon dia setiap hari. Haha gue tau janji itu gabakal guu tepatin, gue ga begitu berani. Semua berubah sejak saat itu, komunikasi antara gue dan dia semakin jarang. Gue ngerasa dia semakin jauh. Dan betapa sesak hati ini ketika dia seperti tidak perduli dan ga niat saat gue mencoba menyapa lewat bbm. Gue mencoba bertahan, walaupun sakit ini semakin merasuk. Panas terasa hati ini melihat dia seenaknya mention2an dgn cowo lain. Secercah harapan muncul, bagaikan tetesan embun disaat musim kemarau saat gue bisa silaturahmi ke sklh waktu ke bogor. Betapa rindu hati ini melihatnya. Dengan penuh keberanian gue mendekati dia dan gue ngobrol. Suaranya bagaikan melodi melodi yang dilantunkan oleh pianis, yang menyejukan hati. Bagaikan hujan yang turun dengan perlahan dan membasahi bumi, suaranya membasahi panasnya hati. Dan gue sadar, itu pertemuan terakhir gue sampai akhir kls 9. Akhirnya gue balik ke Jogja. Klimaksnya saat ini, dimana entah mengapa dia menghapus nama gue dr bio twitternya. Sesak, perih rasanya. Gue ga ngerti, mungkin dia emang udah gamikirin perasaan gue lagi. Semakin hari kita udh ga chat dan hubungan kita renggang. Inilah titik balik dimana gue harus memilih, mempertahankan atau menghentikan. Kalau mau dikata, hati ini sudah cukup lama menderita, merasa perih. Tapi rasa suka seakan menutupi sakit itu. Terlintas kata kata guru bhasa indonesiaku, Bu Narsih. Beliau berkata bahwa lebih baik putus dr pada mengganggu konsentrasi. Gue setuju, gue harus ambil keputusan. Dan keputusan gue bukan lanjut atau putus. Melainkan break. Kata sederhana yang sebenarnya mengandung makna yang dalam. Gue sadar konsekuensinya. Bisa aja dia selingkuh atau tiba2 meminta putus. Tahap ini dimana gue dan dia bisa sadar sejauh mana gue dan dia saling membutuhkan. Ga pernah mudah ambil keputusan kyk gini. Berat. Tapi tekad gue udh bulat. Besok, gue telfon dia dan harus bilang apa adanya. Hidup itu pilihan. Perubahan memang menyakitkan, tapi kesakitan itulah yang membuat diri kita dewasa, dan lebih siap menghadapi tantangan pada stage kehidupan yang lebih tinggi. Lagian, yang namanya cinta, memang cenderung berakhir menyakitkan, menorehkan luka kenangan yang sulit dilupakan, karena di situlah letak karasteristik sebuah perasaan cinta. Night!

No comments:

Post a Comment